Tuesday, 25 November 2014

Internet Dan problematika Anak Remaja Sekarang

International network atau internet bagi telinga saya pada akhir tahun 90-an merupakan istilah asing.
Saya yang hanya lulusan SD tak paham betul manakala teman teman sebaya, bahkan lebih muda dari saya , ngobrol ngalor ngidul ngebahas 'kehebatan' internet.
yang terngiang sampai saat ini ialah ketika ada kawan sempat berkata; "
Dengan internet, penjualan bisa menjangkau mendunia...!"

Saya pun melongo sambil berfikir, sebegitu hebatkah yang namanya internet?
Dan bagaimana cara kerja internet?
Seiring bertambahnya perkembangan zaman, akhirnya aku bisa beli ponsel yang dikatakan penjualnya bisa untuk internetan...
Saya mencoba membuka menu ponsel pertama saya dalam menu GPRS (nggak tahu itu singkatan dari apa...).


Syukurnya saat itu tahun 2004 saya punya kakak ipar yang cukup mengerti dalam hal GPRS alias internetan...
Lalu aku mulai belajar pada beliau bagaimana cara mengoperasikan internet dalam layar HP.
Aku juga sempat dibuatkan email dari beliau yang sampai sekarang masih aku gunakan.

Mulai saat itulah aku mengerti internet dan memulai penjelajahan ke dunia maya yang ternyata tanpa batas ruang maupun waktu.
Kadang juga menjumpai situs situs porno atau video yang berbau pornografi.


Menginjak tahun 2014 ini, anak saya yang pertama berusia 9 tahun dan duduk di kelas 3 di sebuah sekolah dasar negeri.
Suatu ketika saat pulang dari sekolah ia berkata;
"Pak, ntar aku ajari internetan ya..."
"Lho, kamu koq tahu internet dari siapa..???"
Tanyaku keheranan.
Ia berujar bahwa ia dan teman temannya satu kelas di bilangin oleh salah satu gurunya untuk selalu belajar dari internet untuk memperluas wawasan.

Dengan internet saya akui banyak manfaatnya bila digunakan untuk hal hal yang positif. Namun tidak bisa dipungkiri, dengan internet pula tidak sedikit kejahatan sampai aksi pemerkosaan terinspirasi dari dunia maya alias internet.
Dan inilah yang saya takutkan terhadap anak saya ketika ia mulai berfikir tentang internet.


Undang undang IT sudah dicetuskan guna membatasi pergerakan dunia maya yang bebas tak mengenal arah, juga menkom info yang telah banyak memblokir situs situs maupun konten berbau kekerasan ataupun pornografi.
Namun undang undang dan kebijakan tersebut saya rasa kurang efektif manakala tak dibarengi pendidikan akhlak sejak dini.

Mengapa saya katakan demikian?
Konten konten yang berbau pornografi maupun kekerasan atau menyinggung isu SARA nyatanya masih bisa dibuka dengan bantuan proxy atau alamat IP negara lain.


Jadi menurut pandangan saya pribadi bahwa manakala anak anak remaja bermain internet, sebelumnya haruslah dibekali dengan etika dan mental yang sesuai dengan ajaran agama.
Dengan didikan mental dan akhlak yang luhur serta pengawasan dari orangtua saya pikir bisa mencegah anak anak remaja agar tidak kebablasan dalam menggunakan media internet.
Mereka juga diajari bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan terhadap internet.
Dengan demikian lambat laun remaja remaja yang sekarang tak asing lagi dengan dunia maya bisa memanage sesuai porsinya.
Berkreasi dengan internet sungguh mengasikkan bahkan bisa menjadi ladang uang jika mereka para anak anak mampu mengelola internet secara positif.

2 comments:

  1. Akhlak memang dasar dari segala tindakan kita, dalam kehidupan nyata maupun maya. saya senang jika mendengar orangtua si A peduli dengan dunia Internet, dng mengetahui seluk beluk internet beliau dapat mengawasi anaknya secara intensif dan membimbing dengan baik mengingat sangat jarang bahkan seringkali orang tua menyepelekan hal itu dngan membelikan gadget canggih tanpa mau tau bahaya dampak dari gadget tersebut karna mungkin beliau berpikir dng membelikan gadget sudah merupakan kewajibannya. apalgi kurikulum 2013 skrg ini banyak materi yang mengharuskan muridnya utk beljar materi di internet, takutnya nanti waktu googling bukannya cari materi malah nemunya mretelimoral. jadi peranan orang tua di masa super globalisasi yg akan datang harus super cerdik dlm memahami perkembangan internet demi terjaganya anak2 dr efek negatif internet tsb. tapi bukan terkesan protektif lho ya..
    makasih kang agus.

    ReplyDelete
  2. Yup, setuju sekali pernyataan komentator diatas....

    ReplyDelete