Tuesday, 16 December 2014

FPI-ISIS Dan Kritik al-Qur an


Perlu dijelaskan bahwa al Qur’an tidak pernah menyalahkan agama lain.
Al -Qur’an justru menuntut umat Islam agar beriman kepada pembawa agama tersebut ( agama samawi sebelum islam) berikut ajaran-ajaran yang dibawanya.

Dalam QS:2; 136 misalnya disebutkan agar kita beriman kepada apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad dan nabi-nabi sebelumnya tanpa terkecuali.
karena tak ada perbedaan di antara mereka. semuanya sama dengan apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
ayat tersebut berbunyi:
" قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma´il, Ishaq, Ya´qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". ( qs:2:136)


Lalu apa yang dikritik oleh al Qur’an dari Yahudi dan Nashrani?
Bukan agamanya, tapi al Qur’an mengevaluasi sikap dan cara keberagamaan penganut kedua agama tersebut.
Disini akan kita ambil dua contoh dalam penuturan al Qur’an seputar keduanya.
Al Qur’an menjelaskan betapa gencarnya kaum Yahudi dan Nashrani untuk memasukkan orang lain kepada agamanya,
misalnya seperti dijelaskan alquran:
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
artinya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka ( qs:2:120)
Al Qur’an tidak menyukai sikap pemaksaan seperti ini. La ikroha fid din ( tidak ada paksaan dalam hal memeluk agama) , katanya Jangankan agama, cinta saja tidak bisa dipaksa. Begitulah kira-kira.


Al Qur’an juga membenci ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) itu karena melampaui batas dalam beragama.
Tepatnya, ekstrim dalam beragama.
La taghlu fi dinikum ( jangan berlebih lebihan dalam hal agamamu) begitu penjelasan dalam alquran
Al Qur’an memang tidak suka dengan hal yang berlebihan termasuk berlebihan dalam beragama.
Makanya umat Islam diminta untuk menjadi umat yang wasath (moderat).
Tidak perlu menjadi ekstrim kiri apalagi kanan.sebagaimana firman Allah swt :
كَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
artinya: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu (QS. al-Baqarah: 143).
Namun demikian, al Qur’an tidak mengenalisir semua sikap ahlil kitab itu sebagai orang yang seperti digambarkan di atas.
sebagaimana dijelaskan dalam firman allah swt :
لَيْسُوا سَوَاءً ۗ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ
artinya: “Mereka-mereka itu tidak sama”, katanya. “Diantara mereka ada yang jujur, membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka selalu bersujud.” (QS: 3;113)
al Qur’an menceritakan. Tidak hanya itu, “mereka itu juga beriman kepada Allah, hari akhir, beramar makruf nahi munkar dan berlomba-lomba dalam kebaikan.”

Dari contoh penjelasan al-Qur an di atas, baik yang memuji maupun yang membenci Yahudi dan Nashrani, tak satupun yang ditujukan kepada agamanya.
Kalau yang disebut al Qur’an Yahudi dan Nashrani itu sebagai agama maka akan terlihat plin plan.
Karena al Qur’an menuntut umat Islam beriman kepada apa yang disampaikan nabi-nabi sebelumnya sebagai kebenaran namun pada sisi yang bersamaan justru menyalahkannya. Ini kontradiktif.
Makanya, yang dikritik al Qur’an itu adalah sikap dan watak Yahudi dan Nashrani.
Dan, sikap seperti itu bisa saja dimiliki oleh siapapun. Tidak terkecuali umat Islam sendiri.


Gambaran tentang agama lain seperti di atas rupanya memang sengaja dituturkan oleh Allah dalam al Qur’an agar umat Islam tidak seperti mereka ( yahudi dan nasrani) .
Namun, Yahudi dan Nashrani pun sesuai dengan pergantian zaman telah banyak mengalami perubahan.
Sejarah memang beredar dari waktu ke waktu.
Dan kini, pemaksaan agama justru berada di area umat Islam sendiri. Misal Saja Front Pembela Islam (FPI), ISIS, HTI, Anshorut Tauhid dan lain lain.
Semua orang mengerti bahwa semua golongan di luar dirinya dianggap sesat dan kafir atau syiah.
Jangankan umat agama lain, orang yang beragama Islam (diluar golongan mereka) juga tidak luput dari tuduhan kafir dan sesat karena berbeda dengan pemahaman mereka.

Mungkin kata kata yang pas buat mereka saat sekarang ini adalah :
"Mereka (FPI, ISIS, HTI, DLL) tidak akan pernah rela kepada anda sebelum anda mengikuti kemauan mereka."


NAUDZUBILLAHI MIN DZALIK

Sumber:
Islam Toleran

No comments:

Post a Comment