Friday, 14 November 2014

Netizen Geram, Toko Ponsel di Sim Lim Square Singapura di Bully Tanpa Ampun!

Publik netizen sedang geger, Pasalnya beredar foto dan video soal turis asal Vietnam yang digetok oleh pedagang nakal di toko Mobile Air, kawasan Slim Lim Square, Jalan Rochor Canal, Singapura.

Pham Van Thoai


Ceritanya, pria Vietnam bernama Pham Van Thoai ini membeli iPhone 6 dengan harga normal S$950 (setara Rp 11,5 juta).
Karena bahasa Inggrisnya minimalis, dia dipaksa menandatangani dokumen, isinya mewajibkan Pham membayar garansi USD 1.500 (setara Rp 18 juta). Kalau tidak dibayar tunai, ponsel tersebut tak boleh dia bawa pulang.
Bingung dan putus asa, Pham minta uangnya dikembalikan.
Dia sampai menangis dan menyembah-nyembah, tapi pegawai Mobile Air malah menertawakannya.

Bersama sang kekasih, Pham kemudian lapor polisi, dan kasus ini selanjutnya ditangani Asosiasi Konsumen Singapura (CASE). Sial memang nasibnya, Pham hanya mendapat pengembalian uang S$400 saja.
Hal ini karena secara hukum, Mobile Air tidak salah, apalagi Pham sudah terlanjur tanda tangan dokumen yang merugikan tersebut.


Sungguh keterlaluan, Pem-bully-an seperti ini masih saja bisa terjadi di negara yang sudah maju seperti Singapura.
Mulanya toko Mobile Air hanya mau mengembalikan S$70.
Namun dengan desakan dari CASE, akhirnya toko laknat ini mau mengembalikan S$400. Pham masih rugi S$550… dan tetap tanpa iPhone 6.

Tragisnya, Pham hanyalah seorang pekerja pabrik di Vietnam dengan gaji hanya USD200/bulan (sekitar 2,4 juta per bulan). Setelah sekian lama mengumpulkan uang, ia bersama kekasihnya berlibur ke Singapura dan bermaksud untuk membelikan kekasihnya itu sebuah iPhone6.


Toko Mobile Air di Sim Lim Square

Video pelecahan terhadap Pham ini beredar luas.
Singapore Seen sebagai website pertama yang mengabarkan kejadian ini juga di-share oleh jutaan netizen dan menjadi viral.
Yang terjadi selanjutnya sungguh di luar dugaan,
Yang pertama adalah adanya penggalangan dana lewat Indiegogo.
Hanya beberapa jam setelah berita ini meledak di internet, dana yang sudah terkumpul sebesar S$12.938.
Ketika dana ini disampaikan, Pham hanya mau menerima S$550, yaitu sejumlah kerugiannya saja.
Ah, mulia sekali.


Menyadari bahwa Pham adalah orang baik dan tulus, netizen makin murka dengan toko Mobile Air. Apalagi CASE sebagai asosiasi konsumen tidak bisa melakukan apa-apa.
Ini saatnya social justice bicara...

SMRT yang pertama kali mulai. Lewat akun Facebooknya, grup satir Singapura ini menginisiasi #OpsAirKangkang, yaitu kampanye untuk menegakkan keadilan, khususnya bagi korban-korban toko Mobile Air. Perlu diketahui, toko ini sendiri masuk ke dalam daftar hitam CASE.
Begitu banyak komplain yang dialamatkan kepadanya.


Jover Chew

Bak bola salju, gelombang dukungan pun makin besar. Identitas Jover Chew, pemilik toko Mobile Air, dibongkar ke publik. Alamat rumah, nomor telepon, bahkan nomor rekening dibeber ke publik. Alhasil Serangan-serangan beruntun muncul dari segala penjuru. Mulai dari yang kadar iseng, seperti pesanan Pizza Hut dan McDonalds dalam jumlah besar yang dialamatkan ke rumah dan kantor, hingga yang ‘keras’, seperti mempublikasikan foto-foto pribadi ke publik.


Akibat serangan-serangan brutal ini, bahkan lebih brutal lagi, karena bukan hanya identitas Jover yang diungkap ke publik, namun juga istrinya, Jover pun menutup toko Mobile Air. Hingga artikel ini ditulis, toko tersebut masih ditutup.

Toko Mobile Air Tutup


Jover bukan satu-satunya penjual keparat di Singapura.
Menurut kami social justice macam ini sangat diperlukan agar menjadi pelajaran bagi begundal-begundal seperti dia.
Paling tidak kasus ini juga sudah punya dampak hingga ke hubungan internasional Singapura. Kementerian Luar Negeri Tiongkok sampai merasa perlu mengeluarkan peringatan kepada turis warga negara mereka di situs resmi kementerian. Isinya turis Tiongkok diminta berhati-hati ketika belanja elektronik dari toko yang banyak menerima komplain di Singapura.

Dukungan terbaru datang dari SGAG, sejenis 9gag-nya Singapura, dan EasyVan Singapore yang berkampanye lewat T-Shirt ‘YOU DON’T CHIBAI’ (chibai ini artinya… cunt/pussy, silakan di-google).


Bahkan dengar-dengar grup hacker paling menyeramkan di dunia, Anonymous, pun akan melibatkan diri di kasus ini.
Jadi, untuk semua para pedagang nakal waspadalah!
Pengadilan sosial lebih kejam dan selalu mengintainya...

Lihat videonya disini:
http://youtu.be/Ng4-xIn5e7E


Sumber:
http://www.duniaku.net/2014/11/07/netizen-murka-toko-nakal-di-sim-lim-square-singapura-dihabisi/

No comments:

Post a Comment