11. Tidak Perlu Takut Berhias
Mau Jualan Di Internet Namun Tidak Memiliki Toko Online Sendiri?
Daftar Gratis Disini!
Anggapan bahwa orang yang menjaga penampilan pada umumnya bodoh itu adalah keliru.
Orang yang berhias (tak berlebihan) dan memperhatikan penampilan luar menunjukkan kalau itu cukup sayang pada dirinya sendiri serta ingin menghargai apa yang sudah dimilikinya.
Orang lain yang sewot sebab kita terlihat 'berbeda', energik serta smart biasanya cuma iri saja. Jadi acuhkan saja omongan mereka.
12. Cinta yang Baik Dan Benar Akan Terasa Tidak Memberatkan
Dalam menjalani hidup terkadang seseorang dihadapkan pada jenis cinta yang membuat hidup makin rumit.
Drama, perselisihan, serta kecemburuan semuanya memakan waktu kita.
Orang akan mengira bahwa perselisihan semacam itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari cinta. Perasaan yang kuat layak diperjuangkan, tidak peduli cerita macam apa yang menghadang di depan. Hingga akhirnya lelah, lalu menyerah.
Dari pengalaman ini seseorang akan terbuka dan sadar, cinta sepatutnya tidak membuat rasa terbebani.
Kasih sayang yang tulus justru akan memuluskan hidup.
Disaat terlalu banyak persoalan dalam sebuah hubungan, bisa jadi seseorang dan pasangannya memang tidak digariskan bersisian.
13. Sendiri Lebih Baik Dari Pada Mempertahankan Hubungan Yang Membuat Kita Jadi Rapuh
Hubungan romantis dengan pasangan bisa jadi penyemangat untuk menjalani hidup lebih baik, namun bisa juga jadi pisau yang secara misterius mampu menusuk dari belakang.
Bertahan dalam sebuah ikatan yang tidak sehat secara perlahan akan menggerogoti diri sendiri.
Tanpa disadari seseorang bertansformasi jadi manusia yang pahit, merasa kalau cinta hanya akan menciptakan sakit.
Ajaibnya, keputusan untuk keluar dari hubungan itu justru memberikan rasa bebas dan lepas.
Kesendirian ternyata lebih terasa melegakan dibanding berdampingan semu yang menyakitkan.
Menapaki hidup diatas kaki sendiri ternyata tidak semenakutkan yang selama ini banyak dibayangkan.
14. Menyimpan Rasa Kesal Dan Dendam Adalah Racun Kehidupan
Dunia tidak akan selamanya berpihak pada kebahagiaan kita. Sedih dan bahagia akan selalu ada. Begitu pula akan selalu ada orang yang membuat kita merasa marah dan dendam.
Bahkan terkadang teman yang selama ini dipercaya bisa berbalik jadi musuh yang memojokkan kita.
Dalam hati kita merasa jengkel teramat sangat.
Marah, dendam, seakan tidak bisa memaafkannya.
Dalam hati timbul berjanji pada diri sendiri, tidak akan pernah memaafkannya.
Seumur hidup kesalahan itu tidak akan pernah dilupakan.
Namu apakah keinginan untuk balas dendam itu akan membuat hidup terasa ringan? Apakah semua sepadan?
Jawabnya, tidak.
Mengikhlaskan rasa sakit, berdamai dengan kekecewaan adalah satu-satunya jalan agar kita bisa menjalani hidup dengan tenang dan nyaman.
Menyimpan kesal dan amarah di dada itu bagaikan menebar racun di dalam tubuh sendiri. Sesaat kita akan merasa baik-baik saja. Pelan tapi pasti, suatu saat racun tersebut menemukan jalan untuk membunuh kita.
15. Cinta Dan Kasih Sayang Ternyata Bisa Datang Dari Mana Saja
Cinta-kasih sayang ternyata Bukan Hanya Milik dua orang yang Sedang Dimabuk Asmara.
Rasa nyaman dari pelukan orang orang terdekat dapat menumbuhkan kehangatan dan kasih sayang. Canda dan tawa menyegarkan seisi keluarga.
Tempat berbagi cerita yang dulu sempat diambil perannya oleh satu orang saja kini diisi oleh sahabat, adik, kakak orang tua yang selalu ada. Kesemuanya itu membuat hati terasa hangat.
16. Saat Kita Rela Melepaskan, Perlahan Hal yang Lebih Baik Akan Datang
Melepaskan dan merelakan kepergian seseorang atau sesuatu yang sangat kita cintai terasa sangat berat, apalagi jika perpisahan itu tidak datang dari keinginan kita sendiri.
Kita akan jadi pribadi keras kepala, tidak mau berusaha keluar dari kubangan kenangan indah selama ini.
Meskipun tahu, banyak cerita indah yang tak mungkin bisa terulang lagi.
Proses pelepasan (kenangan indah) ternyata tidak semudah yang kita bayangkan.
Kenangan bukanlah musuh utama, bukan pula rasa rindu. Diri kitalah yang jadi sekutu jahat yang bisa menghancurkan perjuangan kita sendiri.
Dalam proses pelepasan, kata akan banyak berdiskusi dengan sanubari.
Jadilah pendengar yang baik atas kata hati, sampai tiba waktunya hal yang lebih baik menghampiri.
Lambat laun kita akan melupakan luka dan sakit yang pernah dirasakan.
Ketahuilah, kebaikan tidak akan pernah datang pada orang yang enggan menatap masa depan.
Rela melepaskan adalah kunci sebuah perjalanan baru yang diharapkan memberi kebaikan.
17. Bertahan Hidup Di Pekerjaan Yang Tidak Disukai Sama Saja Menyia-nyiakan Waktu
Terkadang seseorang menyetarakan kesuksesan dengan jumlah materi yang berlimpah.
Harga diri seakan ditentukan oleh jenis pekerjaan apa yang kita punya, mentereng atau tidaknya titel yang bisa kita dapat.
Kepuasan hati akan kita singkirkan sementara waktu.
Pada saat bangun pagi dan merasa enggan memulai hari, barulah kita sadar.
Sanubari tidak pernah bisa ditipu.
Setiap manusia memiliki panggilannya sendiri.
Dan pekerjaan yang sedang kita jalani sekarang bukanlah panggilan kita.
Melepaskan kenyamanan yang sudah kita miliki terasa lebih masuk akal dibanding terus bertahan pada pekerjaan yang hanya bisa mencukupi kebutuhan hidup.
Dari sini kita akan mulai rajin mencari apa yang paling kita kehendaki.
Hidup ternyata terlalu singkat jika hanya digunakan untuk mengumpulkan materi dan mengejar gengsi atau pangkat.
18. Gunakan Materi Untuk Meningkatkan Diri
Gaya hidup sehat bukan ditentukan oleh dimana kita sering nongkrong, atau bersama siapa kita menghabiskan waktu.
Selama otak serta diri kita berkembang, gaya hidup yang indah mengasyikkan pasti akan mengikuti dengan sendirinya.
19. Bawa Diri Kita Sampai Ke Puncak Tertinggi
Pernak pernik, hiasan mewah bagi sebagian orang sanggup terbeli. Sayangnya, mereka tidak akan memberi apa-apa kecuali kepuasan sesaat.
Ketika manusia semakin tua dan merasa kering pengalaman, barulah ia tertampar.
Selama ini ia memanjakan dirinya dengan kenyamanan, tapi tidak pernah memanfaatkan kemampuan finansial yang dimilikinya untuk memberikan pengalaman bermanfaat.
Kita berharap pernah membawa diri mendaki puncak-puncak tertinggi, melihat matahari muncul di Pucuk gunung tertinggi, merasakan sejuknya udara pegunungan, kita kembali jadi anak kecil yang girang di wahana permainan Game Zone.
Seharusnya kita menghabiskan uang untuk pengalaman yang akan dikenang sampai mati.
Lebih baik bokek sebab membeli pengalaman yang lebih berarti dalam hidup.
20. Keberadaan Keluarga Sepatutnya Kita Syukuri
Tak ada yang abadi di dunia ini, tak terkecuali harta maupun keluarga. Pelan namun pasti, orang-orang yang kita sayangi sepenuh hati akan diambil satu persatu oleh sang Pencipta.
Saat itulah kita mendapat pencerahan (sekaligus tamparan), betapa selama ini kita mengabaikan kesempatan.Masih banyak yang ingin kita berikan, banyak rencana yang ingin kita lakukan, tapi kita 'terlalu sibuk' pada dunia luar.
Jangankan berkumpul dengan keluarga, terkadang sekedar memberi kabar saja jarang kita lakukan.
Penyesalan setelah kepergian mereka untuk selamanya akan memberikan kesadaran.
Seharusnya, mereka tetap jadi prioritas sejak pertama.
Orang tua, anak, saudara tidak akan hidup selamanya.
Bersambung ke halaman berikutnya...
No comments:
Post a Comment